Senin, 29 November 2010

Pembelanjaan

PEMBELANJAAN
GAMBARAN UMUM PEMBELANJAAN

1) Arti Pembelanjaan dan Fungsi Manajer
Dalam konsep baru pembelanjaan dapat di nyatakan sebagai berikut :
Pembelanjaan adalah suatu usaha menyangkut bagaimana perusahaan harus mengorganisir untuk mendapatkan dana, bagaimana mendapatkan dana, bagaimana menggunakan dana, dan bagaimana laba perusahaan akan distribusikan.
Jadi, pada prinsipnya pembelanjaan itu menyangkut fungsi perusahaan yang berkaitan dengan pencarian dan penggunaan dana secara efektif dan efisien.


2) PENGGUNAAN DANA
a. Gambaran Umum
Metode penggolongan untuk penggunaan dana ini dibagi menjadi dua, yaitu penggunaan jangka pendek dan penggunaan jangka panjang. Penggunaan jangka pendek dapat ditunjukkan sebagai aktiva lancar, sedangkan penggunaan jangka panjang dapat ditunjukkan sebagai aktiva tetap.

b. Penggunaan Dana Jangka Pendek
1. Kas
2. Surat-surat Berharga
3. Piutang
4. Persediaan

c. Penggunaan Dana Jangka Panjang
Untuk perusahaan manufaktur, sebagian besar investasinya pada umumnya diwujudkan dalam bentuk aktiva tetap jangka panjang. Ini diperlukan untuk mengolah bahan menjadi produk jadi. Aktiva tetap tersebut dapat berupa : tanah, bangunan, dan peralatan.
1. Tanah yang dmiliki oleh perusahaan merupakan aktiva tetap dalam jangka waktu yang tidak terbatas.
2. Bangunan yang dimiliki oleh perusahaan harus ditentukan umumnya.
3. Peralatan yang dimiliki oleh perusahaan berupa mesin, alat angkut dalam pabrik, dan peralatan lain yang dipakai dalam produksi.

d. Analisis Investasi Aktiva Tetap
Setiap investasi dana perusahaan ke dalam aktiva tetap memerlukan suatu analisis. Analisis tersebut bertujuan melihat apakah investasi itu dapat memberi konstibusi yang cukup baik terhadap pencapaian tujuan perusahaan.

Terdapat 3 metode analisis investasi yaitu :
a. Metode net present value (NPV)
b. Metode internal rate of return (IRR)
c. Metode pay off period (POP)

Dua metode pertama, net present value (NPV) dan internal rate of return (IRR) mengukur efisiensi investasi (IRR) dari aspek penggunaan uang, sedang metode ketiga, pay off period (POP) mengukur efisiensi dari aspek waktu.
Metode net present value (NPV) dan internal rate off return (IRR) dalam penerapannya dipakai konsep time value of money. Masalah time value of money dipengaruhi oleh tiga faktor. Salah satu dari ketiga faktor tersebut tidak diketahui, sedangkan dua yang lain diketahui. Faktor-faktor tersebut adalah :
a. Nilai uang pada saat ini (present value)
b. Nilai uang yang akan datang
c. Tingkat bunga (tingkat rate of return)

3) SUMBER DANA
a. Macam-macam Sumber Dana
Meskipun manajer keuangan dapat menciptakan dana yang cukup melalui penambahan laba, tetapi ia akan dihadapkan pada masalah pemilihan antara dana yang dipinjam (modal asing) dengan dana yang berasal dari pemilik perusahaan ( modal sendiri).
Modal asing dan modal sendiri, meskipun keduanya berasal dari sumber di luar perusahaan, tetapi mempunyai perbedaan-perbedaan. Jika ditinjau dari asalnya, sumber dana perusahaan dapat dibagi menjadi 2 golongan besar, yaitu :

1. Berasal dari dalam perusahaan. Pembelanjaan dengan sumber dana dari dalam perusahaan ini disebut pembelanjaan intern, yang meliputi :
• Penggunaan laba perusahaan
• Penggunaan cadangan
• Penggunaan laba yabg tidak dibagi/ditahan


2. Berasal dari luar perusahaan. Pembelanjaan dengan sumber dana dari luar perusahaan ini disebut pembelanjaan ekstern, yang meliputi :
• Dana dari pemilik/ peserta
• Dana dari utang/ pinjaman yang dapat berupa utang jangka pendek dan utang jangka panjang.

b. Pemilihan Sumber Dana
Dengan banyaknya jenis sumber dana, perusahaan dihadapkan kepada masalah untuk memilih dan mengkombinasikan berbagai sumber-sumber dana yang tersedia.
Masalah pemilihan sumber dana yang harus diatasi oleh perusahaan adalah mengusahakan keseimbangan agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Beberapa alternatif yang dapat dipilih adalah :

1. Menggunakan dana intern saja
2. Menggunakan dana ekstern dengan menjual saham
3. Menggunakan dana ekstern dengan mencari pinjaman/kredit (kredit jangka panjang saja, kredit jangka pendek saja, atau kedua-duanya).
4. Menggunakan dana ekstern dengan menjual saham dan mencari pinjaman.
5. Menggunakan dana intern dan ekstern.

- Sumber Dana intern

Cara yang paling mudah untuk memenuhi kebutuhan dana perusahaan adalah dengan cara mengambil dana yang sudah tersedia di perusahaan. Tetapi dana intern ini biasanya sangat terbatas. Jika digunakan sendiri kurang menguntungkan, dana intern ini dapat diinvestasikan pada sektor lain seperti pembelian saham atau obligasi dari perusahaan lain.
Apabila perusahaan menghadapi masalah seperti ini, pemecahannya dapat dilakukan dengan menggunakan prinsip opportunity cost, yaitu dengan memberikan beban bunga pada dana milik sendiri yang dipakai sendiri.

- Sumber Dana Ekstern
Sumber dana ekstern dapat berasal dari modal sendiri dan kredit. Modal sendiri dalam bentuk saham akan dibahas kemudian. Pada umumnya kredit dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu :
1. Kredit jangka pendek adalah kredit yang jangka waktunya tidak lebih dari satu tahun.
2. Kredit jangka panjang adalah kredit yang jangka waktunya lebih dari satu tahun.

c. Optimisasi Modal
Sebagai pedoman untuk menentukan atas waktu antara kredit jangka pendek dengan kredit jangka panjang adalah periode satu tahun. Kredit yang jangka waktunya kurang dari satu tahun merupakan kredit jangka pendek, dan kredit yang jangka waktunya lebih dari satu tahun disebut kredit jangka panjang. Untuk menentukan apakah sebaiknya mengambil kredit jangka pendek atau kredit jangka panjang, perusahaan harus memperhatikan faktor-aktor berikut ini :
1. Bunga kredit jangka pendek
2. Bunga kredit jangka panjang
3. Bunga simpanan bank
4. Jangka waktu pemakaian modal
5. Jangka kritis

d. Kredit Lembaga Keuangan
Kredit yang dibutuhkan perusahaan tidak hanya dapat diperoleh dari bank saja, akan tetapi dapat pula diperoleh dari lembaga keuangan lainya. Kredit yang diberikan oleh lembaga-lembaga seperti ini biasanya berjangka waktu cukup lama dan dalam jumlah yang cukup besar.
Kredit yang diajukan oleh perusahaan akan disetujui apabila perusahaan tersebut dianggap “layak” untuk diberi. Hal ini harus dibuktikan dengan suatu studi kelayakan dan syarat-syarat lain yang biasa disebut dengan 4 C, yaitu :
1. Capital
2. Capability
3. Collateral
4. Character


a. Kredit Kelayakan
Kredit kelayakan yang diberikan kepada mereka dengan dasar kepres tersebut. Kredit ini tidak harus dijamin dengan harta tetap, cukup dengan surat perintah kerja (SPK) dari pembeli kerja (bouwheer). Biasanya kredit sangat terbatas, yaitu 30% dari kontrak karja yang ditandatangani.

b. Likuiditas Dan Solvabilitas
Untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya, kreditur dapat melihat pada neraca perusahaan. Alat pengukur yang digunakan adalah : likuiditas dan solvabilitas.

1. Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya setiap saat.
Pada pokoknya, kewajiban-kewajiban yang harus dapat dipenuhi oleh perusahaan ada dua macam, yaitu :
a. Mampu membayar utang-utangya pada setiap saat ditagih. Kemampuan ini disebut likuiditas badan usaha.
b. Mampu membiayai operasi perusahaan sehari-hari. Kemampuan ini disebut likuiditas perusahaan.

2. Solvabilitas
Yang dimaksud dengan solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar semua utang-utangnya pada saat perusahaan dilikuiditas/dibubarkan.

c. Rentabilitas
Secara umum, rentabilitas ini dapat diartikan sebagai kemampuan menghasilkan laba dari sejumlah dana yang dipakai untuk menghasilkan laba tersebut.
Rentabilitas ini dapat dipakai sebagai alat pengukur untuk mengambil keputusan tentang masalah financial leverage, yaitu masalah apakah ini dalam memenuhi kebutuhan dana perusahaan akan menggunakan modal asing (kredit) ataukah modal sendiri. Ada dua macam rentabilitas, yaitu :


1. Rentabilitas Ekonomis
Rentabilitas ekonomis merupakan kemampuan untuk menghasilkan laba dari keseluruhan modal, baik modal asing maupun modal sendiri, yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut.

2. Rentabilitas modal Sendiri
Rentabilitas modal sendiri merupakan kemampuan untuk menghasilkan laba dari sejumlah modal sendiri yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut.

4) PASAR SURAT-SURAT BERHARGA DAN
PASAR MODAL

- Saham
Saham merupakan tanda penyertaan di dalam perusahaan. Saham perusahaan ini dapat dibedakan ke dalam dua golongan, yaitu :

1. Saham Biasa (common Stock)
Saham biasa merupakan bentuk pemilihan tanda hak istimewa. Artinya,para pemilik akan memperoleh pembagian keuntungan ( dalam bentuk dividen) hanya apabila perusahaan memperoleh laba.

2. Saham Preferen (Preferred Stock)
Saham preferen atau saham dengan prefensi ini merupakan bentuk pemilik dengan hak istimewa. Hak-hak istimewa yang ada pada pemegang saham preferen ini adalah :
• Pembagian dividen yang didahulukan
• Pembagian dividen kumulatif
• Pembagian kekayaan yang didahulukan

- Obligasi
Secara formal obligasi merupakan surat penjanjian utang yang sengaja dikeluarkan oleh perusahaan sebagai salah satu sumber dana ekstern. Seperti halnya dengan saham biasa. Obligasi ini juga termasuk surat berharga yang dapat diperjual-belikan. Adapun sifat-sifat dari obligasi ini adalah :
• Dapat diperjual-belikan
• Terdapat kewajiban untuk mengembalikan pokok pinjamannya.
• Terdapat kewajiban untuk membayar bunga
• Terdapat jangka waktu yang pasti.


* Jenis-jenis Obligasi
Semua obligasi yang ada dapat digolongkan ke dalam berbagai jenis dengan mendasarkan pada berbagai faktor, antar lain :
1. Sesuai dengan pihak yang mengeluarkan :
a. Obligasi umum
b. Obligasi perusahaan
2. Sesuai dengan karakter jaminan :
a. Obligasi tanpa jaminan
b. Obligasi dengan jaminan

Selain jenis-jenis obligasi tersebut, masih ada jenis yang lain, yaitu :
a. Coupon bond
b. Registered bond
c. Callabel bond
d. Convertible bond.

- Pasar Modal
Sesuai dengan sifatnya, saham obligasi dapat diperjual-belikan. Perusahaan yang menjual saham obligasi kepada masyarakat , harus memenuhi beberapa persyaratan yang ditetapkan oleh pemerintah. Salah satu syaratnya adalah perusahaan yang bersangkutan tidak boleh menjual surat berharga langsung kepada masyarakat, akan tetapi harus melalui lembaga perantara. Lembaga perantara yang ditunjuk adalah PT. Danareksa. PT. Danareksa ini bertugas mengedarkan dan memasarkan saham-saham dan obligasi yang dikeluarkan oleh perusahaan.

Senin, 22 November 2010

Produksi Lumpia

I. PENDAHULUAN
Lumpia adalah makanan tradisional yang biasanya kita temui di kota-kota dibesar dan kecil di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Lumpia ini terbuat beberapa bahan baku yang mengandung karbohidrat dan beberapa protein yang dapat memenuhi gizi kita. Sebenarnya lumpia itu adalah makanan dari China tetapi menjadi sangat populer di Indonesia.
Dalam makalah ini kami melakukan kunjungan ke rumah produksi lumpia. Dalam pabrik ini mempunyai 12 orang buruh yang terbagi menjadi 5 orang memasak, 2 orang di bagian transportasi dan 2 orang di bagian administrasi. Di dalam pabrik tidak dibutuhkan ijazah tetapi hanya membutuhkan keahlian, kerajinan, dan pengalaman kerja. Sistem pembagian upah berdasarkan keahlian dan diberikan setiap hari. Bagi karyawan yang mempunyai keahlian diberikan upah Rp 30.000/hari. sedangkan untuk karyawan baru diberi upah Rp 20.000/hari. Hasil produksi lumpia dipasarkan ke outlet-outlet yang merupakan bagian dari perusahaan tersebut, dan outle-outlet tersebut tersebar di tiga tempat di sekitar Bekasi. Rumah produksi ini biasanya menghasilkan 350 lumpia/hari dan. Harga pasaran lumpianya adalah Rp 3.000 untuk satu buah lumpia.
Jam kerja buruh dimulai dari pukul 07.00 WIB – 15.00 WIB. Sedangkan jam istirahatnya pada pukul 12.00 WIB – 13.00 WIB. Dan ada beberapa buruh yang tinggal di rumah produksi ini dan ada sebagian yang memiliki tempat tinggal disekitar rumah produksi tersebut. Upah mereka sudah termasuk uang makan, karena di pabrik tersebut hanya disediakan nasi untuk lauk-pauknya mereka harus membeli diluar, pabrik ini terletak di komplek harapan baru regency jalan raya cakung provinsi jakarta timur.
Lumpia ini banyak dibeli saat cuaca sejuk saja, karena biasanya lumpia banyak dijadikan cemilan di saat cuaca dingin.
Kendala yang biasa terjadi adalah para buruh tidak disiplin seperti bermalas-malasan saat berkerja. Rusaknya mesin-mesin seperti mesin penggilingan bahan baku. Keluhan dari masyarakat seperti lumpianya sedikit berminyak, dan kurang tahan lama. Hingga sekarang pabrik ini mempunyai 50 pelanggan tetap yang berada di daerah Bekasi.


II. PROSES PRODUKSI
A. Pembuatan Lumpia per 25 buah
Resep Bahan Lumpia Basah :

* kulit lumpia basah 1 resep
* fillet dada ayam 100 gram, rebus, di iris tipis
* rebung kaleng 100 gram, potong korek api
* telur ayam 2 butir, lalu kocok
* minyak goreng 4 sendok makan
* air 100 ml

Resep Bumbu Lumpia Basah :

* bawang putih 4 siung, cincang
* bawang perai 1 batang, iris tipis
* bawang merah 6 butir, cincang
* kecap manis 3 sendok makan
* kecap asin 3 sendok makan
* rebung 2 sendok makan, haluskan
* merica bubuk 1 sendok teh
* garam secukupnya
* gula pasir secukupnya

Cara Membuat Lumpia Basah :

1. Panaskan 2 sdm minyak, tuang telur. Masak sambil diaduk hingga matang. Angkat dan sisihkan.
2. Panaskan sisa minyak, tumis bawang putih, bawang perai dan bawang merah hingga harum.
3. Masukkan bumbu yang lain, aduk rata.
4. Masukkan rebung, ayam dan telur orak-arik. Aduk rata.
5. Tuang air, masak di atas api sedang hingga air habis dan bumbu meresap. Angkat dan biarkan uap panasnya hilang.
6. Ambil kulit lumpia, letakkan adonan isi pada salah satu sisinya.
7. Lipat sisi kanan dan kiri ke arah tengah, gulung..

B. Analisis
a. Kebersihan rumah produksi sudah cukup terjaga.
b. Standard keselamatan kerja cukup diperhatikan, contohnya : Para buruh memakai masker, dan memakai sarung tangan.
c. Produk cukup higenis karena dikontrol dengan baik.
d. Fasilitas-fasilitas yang ada sangat mendukung proses produksi mendukung.
e. Kebersihan alat-alat, seperti halnya panci, dsb. Sudah terjaga kebersihannya dengan cukup baik



III. PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah kami berkunjung ke rumah produksi pembuatan lumpia kami menyimpulkan bahwa fasilitas-fasilitas yang terdapat dalam rumah produksi tersebut sudah cukup memadai sehingga keselamatan kerja diperhatikan dengan seksama. Tetapi dalam keselamatan kerja masih kurang beberapa hal, contohnya : dalam proses produksinya para buruh dan karyawan ada yang mengenakan sepatu dan ada yang menggunakan sandal, bahkan ada yang tidak menggunakan pelindung alas kaki. Untuk produk lumpianya sendiri, produk lumpia yang dihasilkan cukup berkualitas baik dari segi gizi maupun kebersihan dalam pembuatannya. Karena setiap buruh memiliki keahlian untuk membuat lumpia dan dalam pembuatannya para buruh wajib menggunakan masker dan sarung tangan dari plastik.

B. Kritik dan Saran

Menurut kami rumah produksi pembuatan lumpia tersebut sudah memenuhi standard, dan kebersihaannya sudah terjaga. Walapun keselamatan kerjanya sudah cukup diperhatikan, tetapi masih ada sedikit hal yang butuh diperbaiki lagi agar keselamatan kerjanya bisa dibilang maksimal, saran nya harus lebih dikembangkan lagi karena lumpia menurut saya merupakan makanan yang lezat dan bercita rasa indonesia.

Nama kelompok :
1) Sarifudin
2) Zoma aryo.w
3) Achmad faisal
4) Erlangga ferdinand
5) Hafidz pamungkas Wp
KELAS 1EB20

Senin, 15 November 2010

Personalia

PERSONALIA
PEMANFAATAN SUMBER TENAGA KERJA DAN KOMPENSASI

a. Macam/jenis personalia
* Tenaga eksklusif : merupakan tenaga ahli. Mempunyai 2 tugas pokok yaitu mengambil berbagai keputusan dan melaksanakan 2 fungsi organik manajemen.
* Tenaga Operatif : merupakan tenaga terampil. Ada 3 golongan yaitu
- tenaga terampil (skilled labor),
- tenaga setengah terampil (semi skilled labor), dan
- tenaga tidak terampil (unskilled labor).
b. Sumber Tenaga Kerja
* Dari dalam perusahaan : dari promosi kenaikan pangkat atau transfer pemindahan dari bagian lain di dalam perusahaan.
* Teman-teman Para Karyawan
* Lembaga Penempatan Tenaga Kerja : yaitu Kantor Penempatan Tenaga Kerja.
* Lembaga Pendidikan : dengan memberikan beasiswa dan meminta langsung ke lembaga pendidikan tersebut.
5. Masyarakat Umum : dengan cara memasang iklan.
• Seleksi TenagaKerja
1. Penentuan Jenis (kualitas) Tenaga Kerja
2. Penentuan Jumlah Tenaga Kerja
a. Analisa beban kerja.
b. Analisa tenaga kerja.
3. Proses Seleksi
Tahap-tahapannya :
*Pengisian formulir atau penyortiran lamaran-lamaran yang masuk.
*Wawancara pendahuluan
*Psycho-test : aptitude test (menguji sikap seseorang), achievement test (manguji bakat seseorang), interest test (menguji minat seseorang), personality test (meguji kepribadian), dan IQ test (intelegensia quontient).
*Wawancara lanjutan
*Pengujian referensi
*Pengujian kesehatan
*Masa orientasi
• Pengembangan Karyawan
Terdapat 2 metode : yaitu dilaksanakan didalam dan oleh perusahaan sendiri dan dilaksanakan diluar perusahaan dan oleh lembaga lain.
• Kompensasi
Dapat berupa upah (untuk buruh) atau gaji (untuk karyawan). Dalam masalah pengupahan ini,ada 3 macam teori:
a. Teori pasar : tingkat upah ditentukan dari kekuatan oleh kekuatan penawaran dan permintaan tenaga kerja.
b. Teori standard hidup : memberikan jaminan kepada buruh untuk hidup layak.
c. Teori kemampuan untuk membayar : didasarkan pada kemampuan perusahaan.
• Faktor faktor yang mempengaruhi tingkat upah
a) Pasar tenaga kerja
b) Tingkat upah yang berlaku didaerah yag bersangkutan
c) Tingkat keahlian yang diperlukan
d) Situasi laba perusahaan
e) Peraturan pemerintah
• Metode Pengupahan
Upah langsung (straight salary)
Gaji (wage)
Upah satuan (piece work)
Komisi
Premi shift kerja (shift premium)
Tunjangan tambahan (fringe benefit)
• Upah Intensif
Karakteristiknya adalah harus menunjukan pengharagaan kepada karyawan atas produktivitas mereka, harus dapat dipakai untuk mencapai tujuan produktif per karyawan, tambahan upah yang diperoleh karyawan harus paling sedikit diseimbangkan dengan biaya produksi rendah.
Macam-macam Bentuk Upah Intensif
1. Full Participation Plan : upah intensif bagi karyawan pabrik dimana kegiatan ekstra pada tugas mereka,dapat menghasilkan produksi tambahan.
2. Group Intensif Plan : diberikan jika terbukti mereka dapat menunjukan hasil yang menguntungkan.
HUBUNGAN PERBURUHAN
• Hubungan Perburuhan Pancasila
Terjadi karena antara buruh disatu pihak dan manajemen dilain pihak,saling membutuhkan satu sama lain. Buruh/karyawan harus diperlakukan sebagai manusia seutuhnya dan tidak boleh diperlakukan sewenang-wenang. Bila terjadi adanya ketidaksepakatan, buruh dapat melakukan boikot, pemogokan, penghasutan, dan memperlambat kerja.
• Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
Untuk mengatasi masalah antara pihak manajemen dan pihak buruh.
Hak-hak buruh :
1. Besarnya gaji/upah minimal yang harus diterima buruh beserta kenaikannya.
2. Tunjangan-tunjangan yang harus diterima.
3. Hak untuk mendapat santunan kecelakaan di tempat kerja.
4. Hak untuk mendapatkan promosi dengan system penilaian yang adil.
5. Hak untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan melalaui program training
6. Mendapatkan pesangon bila ia dipecat atau keluar atas kemauan sendiri.
7. Besarnya pesangon.
Kewajiban buruh :
1. Datang kerja tepat pada waktunya
2. Menjaga ketertiban dan suasana kerja serasi
3. Berusaha meningkatkan produktivitas
4. Mengikuti peraturan
5. Berusaha unutk melakukan penghematan
6. Menyumbang gagasan-gagasan
7. Bekerja sesuai deskripsi jabatan
Hak Penguasa :
1. Hak untuk mengevaluasi kerja karyawan
2. Hak menentukan/memilih/seseorang yang dianggap baik untuk menjadi pimpinan
3. Hak untuk menegur/mengarahkan
4. Hak member promosi dan devisi kepada karyawan
5. Hak untuk memecat sesuai prosedur yag berlaku
Kewajiban Pengusaha :
1. Memberi semua hak karyawan yang telah disepakati
2. Memperlakukan semua karyawan secara adil
3. Memberikan fasilitas-fasilitas kepada karyawan
• Macam-macam Perjanjian Kerja
1. Closed shop agreement : hanya berlaku bagi pekerja/buruh yang telah bergabung dalam perserikatan.
2. Union shop agreement : mengharuskan pekerja menjadi anggoa serikat dalam periode waktu tertentu sesudah mereka kerja.
3. Open shop agreement : member kebebasan kepada para anggota untuk menjadi atau tidak anggota serikat.
• Penyelesaian Konflik dalam Hubungan Kerja
1. Diselesaikan oleh mandor (foreman) sebagai wakil perusahaan.
2. Bila masih tidak dapat diselesaikan,maka dilanjutkan ke tingka yang lebih tinggi,antara kepala bagian dengan wakil buruh.
3. Bila masih terjadi kemacetan, dilanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi yaitu manajer dan wakil serikat buruh.
4. Bila belum selesai juga, dibawa ke perundingan antara wakil perusahaan dan wakil buruh dengan penengah.
5. Bila belum terselesaikan juga, maka penyelesaian tahap terakhir dilakukan oleh dewan arbitrasi.
• Perantara dalam Pemecahan Konflik
1. Konsiliasi : mempertemukan kedua belah pihak antara buruh dengan pengusaha untuk membahas masalah yang mereka hadapi.
2. Mediasi : mediator hanya sebagai pemberi saran-saran kepada kedua belah pihak.
3. Arbitrasi : bersifat mengikat kedua belah pihak dan mempunyai kekuatan hukum.
Macam-macam arbitrasi:
1. Arbitrasi sukarela (voluntary arbitration) : dengan sukarela kedua belah pihak membawa masalah tersebut kepada Arbitrator.
2. Arbitrasi paksaan (compulsory arbitration) : merupakan suatu keharusan.
3. Arbitrasi otomatis (automatic arbitration) : setiap kali masalah yang tidak terselasaikan langsung dibawa kepada Arbitrator.
• Lembaga-lembaga BIPARTITE dan TRIPARTITE
Bipartite : setiap masalah yang timbul merupakan tanggung jawab kedua belah pihak dan harus diselesaikan sendiri.
Tripartite : setiap masalah yang timbul merupakan tanggung jawab buruh,pengusaha,dan masyarakat.
• Mencegah Konflik
1. Melaksanakan lembaga keluhan (grievance) dengan baik : menampung keluhan-keluhan yang disampaikan buruh dan berusaha mengatasinya dengan tuntas.
2. Mengadakan survey gairah kerja (morale) secara rutin : mencari sebab-sebab keresahan yang akan menyebabkan turunnya gairah kerja dan berusaha memperbaikinya.
3. Menyelenggarakan lembaga bimbingan dan penyuluhan (guidance and counseling)
4. Mengikut-sertakan buruh dalam pengambilan keputusan.

Sabtu, 13 November 2010

PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS

PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS
Produksi
Dalam kegiatan produksi pengambilan keputusan adalah yang terpenting, keputusan itu antara lain adalah: • Keputusan yang berhubungan dengan disain dari sistem produksi manufaktur,Keputusan yang berhubungan dengan operasi dan pengendalian sistem tersebut
Pengertian
Produksi adalah pengubahan bahan-bahan dari sumber-sumber menjadi hasil yang diinginkan oleh konsumen. Hasil itu dapat berupa barang ataupun jasa.
Produktivitas adalah sebuah konsep yang menggambarkan hubungan antara hasil (jumlah barang) dan jasa yang diproduksi) dengan sumber (jumlah tenaga kerja, tanah, energi, dan sebagainya) yang dipakai untuk menghasilkan hasil tertentu.
Sistem Produksi Manufaktur
Beberapa keputusan untuk jangka panjang yang menentukan sistem produksi adalah tentang :
a. Disain produksi dari barang yang diproses (Barang dan jasa apakah yang akan dibuat)
b. Pemilihan / pententuan peralatan dan prosesnya (Peralatan apa yang akan digunakan)
c. Disain tugas (Bagaimanakah kegiatan produksi itu akan dikerjakan)
d. Lokasi dari fasilitas produksi (Dimanakah fasilitas produksi / pabrik itu akan didirikan)
Keputusan-keputusan yang komplek tersebut sangat berkaitan dengan proses pengolahan yang dapat digolongkan menurut 3 macam cara :
1. Sifat Proses Produksi
Penggolongan proses produksi menurut sifat ini akan menentukan jenis atau bentuk pokok yang dipakai dalam pengolahan suatu produk. Proses produksi dibedakan menjadi 4 macam yakni :
a. Proses ekstarktif, Proses produksi yang mengambil bahan-bahan langsung dari alam.
b. Proses analitik, Proses pemisahan dari suatu bahan menjadi barang hampir jadi.
c. Proses fabrikasi, Proses yang mengubah suatu bahan menjadi beberapa bentuk.
d. Proses sintetik Proses pengkombinasian beberapa bahan ke dalam suatu bentuk produk.
2. Jangka Waktu Produksi
Dalam hal ini, proses produksi digolongkan menjadi 2 macam, yakni :
a. Proses terus-menerus (continuous process), Untuk menunjukkan suatu keadaan manufaktur dimana periode waktu yang lama diperlukan untuk mempersiapkan mesin dan peralatan yang akan dipakai.
b. Proses terputus-putus (intermittent procces), Untuk menunjukkan dimana dalam keadaan manufaktur mesin-mesin itu beroperasi dengan mengalami beberapa kali berhenti dan dirancang lagi untuk membuat produk lain yang berbeda.
3. Sifat Produk
Dalam hal ini, proses produksi dapat dibagi menjadi dua 2 macam, yaitu :
a. Produksi standrad, Pembuatan sejumlah barang untuk persediaan selain untuk dikirimkan kepada pembeli atau penyalur.
b. Produksi pesanan, Hanya dilakukan bila para pembeli menghendaki adanya spesifikasi tertentu dari produk yang diinginkan, sedangkan kemampuan produksinya sangat terbatas.
KEGIATAN PRODUKSI
Dalam hal kegiatan produksi, masalah-masalah yang dihadapi oleh manajer produksi adalah :
Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi meliputi keputusan-keputusan yang menyangkut dan berkaitan dengan masalah-masalah pokok yang meliputi :
• Jenis barang yang akan dibuat, perencanaan jenis barang yang akan dibuat, terdiri atas 4 ide pokok yaitu ; disain awal, disain barang, cara pembuatan, dan modifikasi.
• Jumlah barang yang akan dibuat, dipengaruhi oleh perkiraan penjualan (sales forecast).
• Cara pembuatan, penggunaan peralatan yang dipakai.
Organisasi Produksi
Di dalam organisasi produksi terdapat spesialis yang ahli dalam perencanaan, supervisi, atau pelaksanaan tahap-tahap dalam proses produksi. Besarnya orgnasisasi produksi tergantung pada besarnya perusahaan dan kompleksnya proses pengolahan yang diinginkan.
Pengendalian Produksi
Pengendalian produksi (production control) merupakan serangkaian prosedur yang bertujuan mengkoordinir semua elemen proses produkti (pekerja, mesin, peralatan, dan material) ke dalam satu aliran di mana aliran tersebut akan memberikan hasil dengan gangguan minimum, ongkos terendah, dan kemungkinan waktu tercepat.
Pembahasan masalah pengendalian produksi ini akan dibatasi pada :
a. Jenis-jenis Pengendalian Produksi
• Order control, Digunakan hanya pada waktu menerima pesanan dari pembelinya.
•Flow control, Digunakan untuk mempercepat pengiriman barang jadi dari persediaan yang telah ada.
b. Tahap-tahap dalam Pengendalian Produksi
• Perencanaan, memecah perencanaan produksi menjadi beberapa bagian.
• Routing, penentuan urutan proses produksi dan alat yang digunakan.
• Scheduling, menentukan kapan produksi dimulai dan diselesaikan.
• Dispatching, surat perintah untuk melakukan kagiatan produksi.
Analisis Jaringan Kerja (Network Analysis) : Metode Jalur Kritis dan PERT
Analisis jaringan kerja adalah merupakan tehnik yang berkaitan dengan masalah penepatan urutan pekerjaan yang diarahkan untuk meminimumkan waktu penyelesaisan suatu pekerjaan atau proyek, agar dicapai biaya yang rendah. Untuk memperjelas pengertian tentang tehnik ini perlu diketahui beberapa konsep dasar, yaitu :
1. Jaringan Kerja (Network)
Merupakan serangkaian aktivitas yang bersambung dalam menghasilkan barang atau jasa, yang terarah kepada usaha pencapaian tujuan perusahaan. Dua hal yang penting dalam jaringan ini adalah aktivitas (activity) dan kejadian (event). Aktivitas adalah kegiatan menyelesaikan pekerjaan yang membutuhkan waktu tertentu. Sedangkan, kejadian adalah saat dimulainya atau berakhirnya aktivitas.
2. Jalur Kritis (Critical Path)
Jalur kritis adalah waktu yang paling maksimal dalam menyelesaikan satu rangkaian pekerjaan sampai selesai. Jalur kritis ini perlu mendapatkan perhatian berdasarkan hal berikut :
a. Aktivitas harus dilakukan segera, bila ingin waktu penyelesaian lebih singkat,
b. Penundaan menyebabkan penyelesaian seluruh rangkaian pekerjaan tertunda,
c. Perencanaan dan perbaikan sepanjang jalur kritis akan mengkritisi jalur lain.
Aktivitas Semu (Dummy)
Suatu aktivitas dalam jaringan kerja yang membutuhkan waktu nol satuan. Dalam suatu jaringan kerja akan muncul aktivitas semu apabila terdapat 2 event yang bermula dari satu event pendahulu dengan aktivitas-aktivitas yang berbeda yang menuju satu event berikutnya dengan aktivitas yang berbeda.
Keterbatasan-keterbatasan Metode Jalur Kritis (MJK)
Faktor-faktor penting yang membatasi penerapan metode jalur kritis adalah:
1. MJK mendasarkan diri pada asumsi bahwa penyelesaian aktivitas dapat diketahui dengan tepat pada setiap waktu.
2. MJK tidak memasukkan gagasan analisis statistik dalam menentukan perkiraan waktu.
3. MJK merupakan model perencanaan statik dan bukannya alat kontrol yang dinamik.
Program Evaluation and Review Technique (PERT)
Untuk mengatasi keterbatasan yang telah disebutkan di atas, diciptakan satu model baru sebagai perubahan konsep MJK dengan memasukkan beberapa hal seperti :
1. Teori Probabilitas yang berguna untuk memperhitungkan ketidak-pastian masa depan.
2. Gagasan analisis statistik untuk memperkirakan penyimpangan waktu pekerjaan.
3. Membuat model baru, yaitu PERT.
Di dalam PERT digunakan 3 macam perkiraan waktu yaitu :
• Waktu yang paling optimis (Wo) merupakan kemungkinan waktu penyelesaian terpendek, jika pekerjaan berjalan dengan lancar.
• Waktu yang paling pesimis (Wp) merupakan kemungkinan waktu penyelesaian paling panjang, dengan memperhitungkan kemungkinan-kemungkinan penundaan.
• Waktu normal (Wn) merupakan kemungkinan waktu penyelesaisan normal.
Pengendalian Persediaan Bahan Baku
Bahan baku merupakan masalah yang cukup dominan dibidang produksi. Jumlah persediaan yang tepat dapat ditentukan dengan jalan menghitung jumlah persediaan yang paling ekonomis. Jumlah yang ekonomis itu dipengaruhi oleh besar-kecilnya jumlah pemesanan. Jumlah pemesanan yang ekonomis dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu:
a. Jumlah kebutuhan bahan baku per tahun, c. Biaya penyimpanan, dan
b. Biaya pemesanan, d. Harga bahan baku.


Pemeliharaan Peralatan
Dibidang aktivitas produksi, fungsi pemeliharaan dari perbaikan peralatan sangat memegang peranan. Bilamana hal ini diabaikan maka perusahaan akan menderita kerugian. Kerugian tersebut karena kelalaian dalam pemeliharaan yang disebabkan oleh :
1. Kerusakan peralatan yang sudah parah sehinggan perawatan mahal,
2. Kerugian karena berhentinya sebagian atau keseluruhan kegiatan produksi,
3. Kerugian karena keterlambatan pengiriman barang kepada konsumen,
4. Perusahaan terpaksa harus membayar claim karena penyerahan yang tidak tepat,
5. Menimbulkan keengganan para pelanggan untuk kembali memesan.
Masalah pemeliharaan ini di satu pihak penting dan di lain pihak tidak, biayanya sulit diukur dan tidak produktif.
Organisasi Pemeliharaan Peralatan
Terdapat dua sistem untuk mengorganisasi pemeliharaan peralatan yaitu :
a. Desentralisir, masing-masing bagian atau departemen memiliki seksi pemeliharaan tersendiri. Keuntungannya :
• Tenaga mekanik akan mengeti penggunaan dan karakteristik alat yang dipakai.
• Mempermudah pemimpin mengarahkan pekerjaan yang harus diselesaikan.
• Kontrol pemeliharaan dapat lebih ditingkatkan, meminimalisir perbaikan alat.
Kelemahannya :
• Fleksibilitas sangat rendah
• Terdapatnya duplikasi tenaga kerja
b. Sentralisasi, dalam perusahaan hanya terdapat satu bagian yang khusus menangani perbaikan dan pemeliharaan peralatan.
Keuntungannya :
• Tidak terdapat duplikasi alat, tenaga kerja, dan persediaan suku cadang.
• Fleksibilitas yang tinggi.
Kelemahannya :
• Memerlukan tenaga spesialisasi yang cukup banyak.
• Memerlukan perencanaan, pengaturan jadwal waktu dan pembagian tugas.
• Sulit untuk menetapkan pembagian tugas dengan baik.
• Beban pekerjaan bagian pemeliharaan semakin berat.
Pengawasan Kualitas dan Inspeksi
Terdapat 4 tahap dalam pengawasan kualitas yaitu :
1. Penentuan kebijakan tentang penetapan kualitas sesuai dengan tuntutan pasar.
2. Tahap penentuan disain tehnis untuk mencapai target tuntutan pasar.
3. Tahap pembuatan, beberapa pengawasan kualitas bahan yang dipakai dan opersai produksi, sebagai perwujudan pelaksanaan tahap 1 dan 2.
4. Tahap penggunaan di lapangan, dimana pemasangan akan berpengaruh pada kualitas akhir dan pengefektifan jaminan kualitas serta daya kerja barang.
Pengawasan Kualitas di dalam Produksi
Pengawasan / pengendalian (kontrol) mengajukan pertanyaan-pertanyaan kapan, berapa kali dan berapakah jumlah barang yang akan diinspeksi. Bilamana terjadi kerusakan, pengawasan menentukan penyebab kesalahan dan melakukan perbaikan.
Bagan Pengawasan (Control Chart)
Pada dasarnya, penyimpangan yang sering terjadi dalam proses industri dibagi dalam 2 kategori :
1. Penyimpangan-penyimpangan yang tidak dapat ditentukan, Penyimpangan semacam ini, biasanya sangat kompleks, akan tetapi tidak begitu berarti bagi total penyimpangan yang terjadi, karena frekuensinya yang terlalu kecil.
2. Penyimpangan-penyimpangan yang dapat ditentukan, Biasanya penyimpangan ini dapat diketahui penyebabnya, yang pada umumnya disebabkan karena :
• Perbedaan-perbedaan antara para pekerja
• Perbedaan-perbedaan antara bahan baku (material)
• Perbedaan karena interaksi antara dua atau ketiga faktor yang diebutkan diatas.
Atas dasar hasil penyelidikan dari kedua penyimpangan tersebut dapat dideteksi di mana penyebabnya, sehingga perusahaan dapat melakukan perbaikan-perbaikan.
LOKASI DAN LAYOUT PABRIK
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penentuan Lokasi Pabrik
Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan tempat pabrik baru, yaitu:
• Dekat dengan pasar, • Penyediaan sumber tenaga / energi,
• Dekat dengan bahan baku, • Lingkungan sekitar,
• Ongkos transport, • Iklim
• Penyediaan tenaga kerja,
Lokasi yang paling ideal bagi perusahaan adalah lokasi dimana biaya operasinya paling rendah atau serendah mungkin.
Cara Penentuan Lokasi Pabrik
Ada 2 cara dalam menentukan lokasi pabrik, yakni :
a. Cara Kualitatif, Cara ini merupakan cara yang paling sederhana, cukup dengan mengadakan penilaian kualitatif terhadap faktor-faktor yang dianggap memegang peranan pada setiap alternatif lokasi.
b. Cara Kuantitatif
Ada terdapat dua macam cara kuantitatif yakni :
a. Cara yang sederhana, Cara sederhana ini merupakan usaha mengkuantifikasi hasil nilai analisis kualitatif yang telah dilakukan, dengan cara memberikan score (nilai) pada masing-masing kriteria.
b. Cara yang komplek, Cara ini menggunakan rumus-rumus matematika danm menggunakan model tertentu, yang banyak digunakan dalam OPERATION RESEARCH. Model yang umumnya digunakan sebagai dasar penentuan lokasi pabrik adalah : Linear Programming dengan Metode Simplex.
Layout Fasilitas Produksi
Layout fasilitas produksi adalah pengaturan dan penempatan alat-alat, tenaga kerja, dan kegiatan-kegiatan di dalam produksi. Tujuan pokok dari Layout fasilitas produksi:
• Meminimumkan biaya pengangkutan dan penanganan.
• Mempercepat dan melancarkan arus bahan-bahan.
• Mendapatkan penggunaan ruang yang efisien bagi karyawan dan penyimpanan.
• Melakukan pekerjaan yang efisien.
• Memudahkan pengawasan pekerjaan bagi mandor.
Layout untuk perusahaan yang menghasilkan barang standard adalah berbeda dengan layout untuk perusahaan yang membuat barang berdasarkan pesanan. Dalam hal ini, layout dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1. Process Layout, atau disebut juga funtional layout merupakan penyusunan fasilitas produksi (mesin-mesin) dimana mesin-mesin yang mempunyai fungsi sama ditempatkan pada tempat yang tertentu.
2. Product Layout, merupakan pengaturan mesin-mesin dalam pabrik sesuai dengan arus proses produksinya. Penggunaan (penerapan) product layout ini akan ekonomis apabila memenuhi syarat-syarat berikut :
a. Volume produksi sesuai dengan kapasitas penggunaan mesin
b. Permintaan akan barang yang dihasilkan cukup stabil.
c. Barang yang dihasilkan terstandardisir.
d. Komponen-komponen (susu cadang) dapat saling ditukarkan, dll.
e. Layout dari fasilitas tersebut (Bagaimana sebuah pabrik supaya operasinya dapat efisien)